JL.Tentara Pelajar,No.48,Kompleks Islamic Centre,Kembaran,Kebumen. Phone : 0287-386709

Rabu, 25 Maret 2015

Kemarin Sudah Menjadi Sejarah

Kemarin sudah menjadi sejarah.hari ini apa yang sedang kita lakukan. Esok hari yang belum pasti. Cita-cita adalah hal yang kita idamkan, kita rencanakan, yang ingin kita raih. Ilmu yang kita amalkan akan menjadi teman di akhirat kelak membantu kita terhindar dari adzab. Salah satu hal yang mengiringi kita sampai ajal menjemput.
Muhammad SAW meninggalkan dua hal, yang apabila kita berpegang teguh pada salah satu hal tersebut, insya Allah kita tak akan tersesat. Dua hal tersebut adalah al-Quran dan Hadits. Kita pasti berharap di akhirat kelak ilmu yang kita pelajari di dunia bisa memberi syafa’at bagi kita kelak di akhirat.
al-Quran adalah sumber ilmu. Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan mengamalkannya serta mengajak orang-orang untuk mempelajarinya. Menghafalkan al-Quran termasuk cara mempelajari al-Quran. Al-Quran adalah salah satu bacaan yang sesuai untuk semua umur, dari balita sampai lansia. Berdasarkan rentang usia tersebut, semua orang berpotensi menghafalkan al-Quran. Apapun pekerjaannya, dimanapun dia berada, kapanpun waktunya. Setiap hal, profesi/pekerjaan, pilihan, ataupun cita-cita yang  selalu memunculkan konsekuensi dan tanggung jawab.
Menghafal al-Quran termasuk pilihan dan cita-cita setiap orang yang ingin menghafalkannya. Setiap orang mempunyai metode menghafal al-Quran. Berdasarkan jumlah ayat atau surat, ada yang satu hari satu ayat, ada yang seminggu satu surat, ada yang memulai menghafal dari juz satu, ada yang memulai dari juz tiga puluh, ada juga yang sesuai turunnya wahyu. Berdasarkan pengaturan waktunya, ada yang menghafal di waktu pagi, ada yang siang hari, ada yang malam hari (setelah qiyamul lail), ada juga yang menghafal al-Quran di sela-sela waktu istirahat jam kerja, entah itu di kantor, di sekolah, di sela-sela sambil berjualan, dan lain-lain.
Ada yang mengatakan bahwa jasad orang hafal al-Quran yang telah meninggal tidak akan dimakan rayap, ada juga di sebuah hadits menyebutkan bahwa kelak di akhirat, orang tua dari orang yang hafal al-Quran akan di beri pakaian terindah yang tidak pernah dikenakan di dunia.
Muhammad SAW adalah uswatun hasanah bagi umatnya. Beliau adalah ‘ummiy (buta huruf). Beliau bisa hafal al-Quran 30 juz. Mengapa mayoritas dari kita yang bukan ‘ummiy belum bisa hafal al-Quran walaupun satu juz? Jika ada jawaban bahwa muhammad SAW adalah nabi dan rosul, sedangkan kita tidak, itu hanyalah alasan yang klise. Sebagian dari kita bisa dan sanggup menandatangani kontrak kerja atau komitmen dengan suatu lembaga, tetapi mengapa kita belum sanggup mengajak diri kita untuk komitmen menghafal al-Quran? Apakah karena keuntungannya belum bisa ditukarkan dengan rupiah atau dollar? Apakah karena kita takut akan tersingkir dari sosialita kita?
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah ke jalan tuhanmu, mungkin sebagian dari kita belum berani menjadikan menghafal al-Quran sebagai gaya hidup. Padahal al-Quran adalah salah satu teman yang sangat setia. Betapa tidak? Jika kita punya pasangan, misal suami atau istri, jika kita tidak menyapanya sehari saja, kita akan dianggap marah padanya atau mendiamkannya. Cobalah tanya pada diri sendiri, apakah hari ini kita sudah menyentuh al-Quran? Apakah kita hari ini sudah membacanya? Apakah hari ini hafalan kita sudah bertambah walaupun hanya satu ayat? Jika jawabannya, belum kita lakukan, apakah al-Quran pernah protes pada kita, pernah marah pada kita pernah melukai kita? insya Allah jawabannya belum pernah.
Jika ada jawaban lain bahwa al-Quran termasuk benda mati, jadi dia tidak mungkin marah pada kita. Jika anda mengaku umat Muhammad SAW, orang yang suka melestarikan sunnah nabi, maka tambahlah frekuensi bergaul dengan al-Quran. Tambahlah intensitas anda bertatap muka dengan al-Quran. Jika hal ini belum anda lakukan, jangan sekali-kali mengaku sebagai umat Muhammad SAW. Jangan sampai anda termasuk orang munafik, karena orang munafik tempatnya di neraka yang paling bawah (asfala safiliina).
Waktu yang kita jalani sekarang tidak akan kembali lagi. Orang yang hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, termasuk orang yang beruntung. Kita harus selalu berusaha menyeimbangkan nutrisi lahir dan batin. nutrisi lahir berupa asupan makanan yang halalan thoyyiban. Nutrisi batin diperoleh dari mendekatkan diri kepada Allah SWT. Banyak sekali cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, salah satunya adalah dengan menghafal al-Quran. Semoga besok waktu kita berjumpa di padang makhsyar,kita termasuk kafilah orang yang menghafal al-Quran dan al-Quran bisa memberikan syafa’atnya kapada kita. Amin.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar