JL.Tentara Pelajar,No.48,Kompleks Islamic Centre,Kembaran,Kebumen. Phone : 0287-386709

Kamis, 25 Februari 2016

Aplikasi Sunnah Rasul dalam Kegiatan Makan Siang di SD IT Al - Madinah


SD IT Al – Madinah merupakan salah satu sekolah dasar islam integral di kecamatan Kebumen yang menerapkan nilai-nilai islam dalam seluruh aktivitas siswa di sekolah. Kegiatan pembelajaran di SD IT Al – Madinah bersifat full day, yang berlangsung dari mulai pagi hari pukul 07.00 – 14.00 (untuk kelas 1, 2, dan 3) dan pukul 07.00 – 15.30 (untuk kelas 4, 5, dan 6). Tarbiyah pagi mengawali kegiatan siswa di pagi hari dilanjutkan dengan pembelajaran Tematik, Al Qur’an, dan Mapel (Bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Jawa, dan PAI). Pada siang hari, kegiatan siswa adalah sholat dhuhur berjama’ah dan halaqoh makan siang. Pada sore hari, untuk kelas 4, 5, dan 6 melakukan sholat ashar berjama’ah dan dzikir sore. Pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan di SD IT Al – Madinah adalah berbasis tauhid yang mengaplikasikan prinsip dan nilai-nilai islam di dalamnya.
Pada kegiatan halaqoh makan siang, dilaksanakan dengan cara siswa duduk melingkar membentuk halaqoh, mengambil makan secara bergantian dengan cara prasmanan. Dalam kegiatan makan siang ini, ustadz/ustadzah menyampaikan adab makan yang benar sesuai sunnah Rasulullah SAW. Karena dibalik sunnah Rasul tersebut terdapat hikmah/manfaat yang luar biasa bagi kesehatan tubuh. Selain itu, disampaikan pula tentang prinsip-prinsip kehidupan yang bertujuan untuk memotivasi dan menguatkan karakter serta akhlak siswa.
Berikut ini adalah contoh sunnah-sunnah Rasulullah dalam makan dan minum serta hikmah yang terkandung di dalamnya :

 1. Anjuran Makan Dengan Jari-jari Tangan Kanan

       Apa rahasia di balik sunnah ini? Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Dr Charles Gerba dari Univesity of Orizona, ia mengatakan bahwa kita tidak mungkin menghalangi kuman dan bakteri masuk ke lingkungan kita, namun kita bisa memerangi kuman dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah  beraktivitas. 
        Seperti dipublikasikan oleh; paparetta.wordpress.com, pada bulan Oktober 2010 silam, disebutkan, makan menggunakan tangan terbukti lebih menyehatkan, karena dalam tangan, terdapat enzim RNAse yang dapat mengikat bakteri, sehingga tingkat aktivitasnya sangat rendah ketika masuk bersama makanan ke saluran pencernaan tubuh. Enzim ini selalu terkandung dalam jari-jari dan telapak tangan manusia, sehingga dengan asumsi sudah dilakukan upaya menghigieniskan tangan sebelumnya proses penyuapan makanan ke dalam saluran pencernaan akan mengikutkan enzim yang bisa mengikat sel bakteri agar aktivitasnya tidak maksimal. Begitu makanan masuk ke saluran pencernaan, maka enzim ini akan ikut mengikat pergerakan bakteri hingga ke saluran pembuangan. 
        Sebaliknya, jika manusia makan menggunakan alat perantara seperti sendok, maka tidak ada yang bisa menahan laju aktivitas bakteri yang terkandung, baik di makanan atau alat makan itu sendiri.

2.  Anjuran Minum Sambil Duduk

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg0cEy-lzxJh5ogdNwBVKENHkiTMEvr3oXGPZ5Vd2S62JFRB_PDJl82wVlpQ5WsRrkUBdXhpnVr_2zC1Q9dao1sVYvAAoRTOWY4RgQoDJSAQ7n3iYrhyphenhyphen2T23ZzLcRWYxQPpdEWkmfnJ6SB/s1600/images+(5).jpg

 Dari Anas dan Qatadah, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu lebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)
Bersabda Nabi dari Abu Hurairah,“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)
Rahasia Medis Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata : “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan pernah sekali minum sambil disfungsi pencernaan”.
Adapun Rasulullah berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan. Ingat hanya sekali karena darurat!  Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.
Dr. Ibrahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Dr. Al-Rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (Vagal Inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus–menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.
Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh spinchter. Spinchter adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal.
Jika kita minum sambil berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena itu banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya. Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
3. Larangan Meniup Makanan atau Minuman

Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Fakta Ilmiah :
Alasan pertama, reaksi yang ditimbulkan jika senyawa air dan karbondioksida menyatu. Karena jika meniup air panas, struktur molekul dalam air akan berubah menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan. Dan ternyata dalam penelitian dan analogi Science modern, jika air panas (H2O) bertemu karbondioksida (CO2) yang dihembuskan oleh mulut (manusia mengeluarkan CO2), maka akan menghasilkan persenyawaan H2CO3  (asam karbonat). Dan jika asam karbonat ini masuk ke dalam tubuh manusia, maka bila prosesnya berlangsung terus menerus dapat memberikan efek kurang baik bagi tubuh kita.
Alasan kedua, di dalam mulut terdapat mikroorganisme yang kasat mata, ada yang bersifat baik dan ada yang bersifat buruk / patogen (dapat menyebabkan penyakit). Apabila kita meniup makanan atau minuman, maka mikroorganisme tersebut akan menempel pada makanan/minuman lalu masuk ke dalam perut kita.
4. Makan Tidak Bersandar
      
        Di antara adab menikmati makanan adalah tidak bersandar pada suatu sandaran apakah sandaran kursi, dinding, sofa dan sejenisnya ketika sedang menyantap hidangan. Dan juga tidak dalam keadaan berbaring sebagaimana yang dilakukan oleh para bangsawan atau kalangan raja. Hal tersebut terlarang kecuali orang yang sedang tertimpa udzur semisal sakit dan sejenisnya. Dari Abu Juhaifah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam : “ Sesungguhnya aku tidak makan bersandar “. (HR. Bukhari)
Berkata asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah, “Karena jika seseorang makan sambil bersandar maka hal itu dapat memberi mudlarat kepadanya. Ketika posisi tempat mengalirnya makanan itu akan menjadi miring, tidak dalam posisi tegak dan tidak pula berada di atas normalnya. Maka boleh jadi, perbuatan tersebut akan mendatangkan beberapa bahaya pada tempat mengalirnya makanan”.
Fakta ilmiah :
Karena pada saat duduk dengan posisi tegak syaraf pencernaan berada dalam keadaan tenang, tidak tegang dan tidak relaksasi sehingga apa yang dimakan dan diminum akan berjalan pada dinding usus dengan lembut dan perlahan sehingga tercipta keseimbangan organ pencernaan.
Fakta lain yang diungkapkan perihal makan sambil bersandar. Salah satunya adalah kondisi lambung yang terlalu penuh akibat makan terlalu banyak. Kondisi tersebut membuat lambung Anda sendiri dipenuhi makanan yang harus dilakukan pencernaan. Mau tak mau seluruh energi serta oksigen yang ada di dalam tubuh terfokus untuk melakukan tugas berat tersebut selama beberapa waktu. Alhasil asupan oksigen menuju otak pun semakin menipis atau berkurang dari jumlah seharusnya. Anda pun akan merasakan akibatnya sesegera mungkin, yakni fungsi otak yang menurun. Atau dengan kata lain Anda akan kesulitan berpikir yang terlalu berat ketika lambung cukup penuh.
Sedangkan posisi bersandar dapat memungkinkan terjadinya refluks makanan dan minuman.
Posisi makan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah sendiri adalah makan dengan posisi badan tegak atau sedikit miring ke arah depan. Beliau tidak pernah sekalipun makan sambil bersandar pada kursi ataupun dinding untuk menopang tubuhnya. Ia pun menghindari melipat kaki atau bersila layaknya raja lalim menyantap sajian yang dihidangkan. Rasulullah selalu mencondongkan badan ke depan dengan posisi kaki tertekuk layaknya hamba yang makan.
5. Berhenti Makan Sebelum Kenyang


Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahad, Ibnu Majah)
Fakta Ilmiahnya :
- Bila di analisis dari sisi kesehatan makan terlalu banyak dapat memberatkan kerja lambung, hati, usus besar dan ginjal, maka terjadi penurunan fungsi organ, dan pada akhirnya proses metabolisme terganggu.
- Makan dengan porsi besar membuat pH tubuh menjadi asam dan bila tubuh tidak bisa mengatasi keadaan asam yang terlalu lama, maka akan terjadi penumpukan karbondioksida sehingga kadar oksigen menurun yang dapat berakibat sulitnya bernafas / sel-sel tubuh akan rusak.
- Ketika lambung dipenuhi oleh makanan maka terjadi peningkatan aliran darah ke lambung yang berisi oksigen, menyebabkan oksigen di sel tubuh berkurang dan menyebabkan kelelahan.
6. Minum Tidak Terburu-buru
             
 “Janganlah kalian minum dengan sekali teguk seperti minumnya unta, tetapi minumlah dua atau tiga kali teguk. Dan bacalah Basmalah jika kalian minum, serta bacalah Hamdalah jika kalian selesai minum.”
Fakta Ilmiahnya :
- Minum 1 gelas dalam sekali teguk membuat hawa panas yang ada di lambung naik ke atas melawati esophagus dan faring tidak dapat dikeluarkan maksimal karena bertemu dengan air minum berikutnya sehingga terjadi benturan uap panas dengan air minum yang dapat menyebabakan gangguan tenggorokan.

 Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali kepada adab dan akhlak Islam, jauh dari sikap meniru-niru gaya orang-orang yang tidak mendapat hidayah Islam.  Insya Allah hidup kita senantiasa dalam keberkahan Allah. (dari berbagai sumber).
 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar