Apa yang begitu diharapkan dalam hidup berkeluarga? Ya,
adanya kecukupan dalam berbagai hal. Dari segi kesehatan, semua anggota
keluarga sehat. Dari segi finansial, semua kebutuhan tercukupi. Begitupun dalam
hal eksistensi diri, baik di ranah spiritual maupun intelektual, seluruh anggota
keluarga berada di posisi yang baik.
Demikianlah harapan yang ideal. Ini juga menjadi harapan yang
dibenarkan. Bahwa seluruh kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dan kita
bahagia karenanya, itu sesuatu yang sah. Dari titik inilah, kita kemudian didorong
untuk berikhtiar dan juga berdoa. Dalam berikhtiar, kita menukarkan yang kita
punya untuk mendapatkan yang kita mau. Dalam doa, kita pasrahkan seluruhnya
kepada Allah Ta’ala. Keyakinan kita adalah satu: segala sesuatu berawal dan
berakhir di Allah Ta’ala.
Dengan keyakinan inilah, kita mengikhtiarkan diri untuk
terjaga dari segala yang haram. Apapun bentuknya, kita akan menghindar sekuat
tenaga. Kalau kemudian kita terpeleset, kita akan segera bangkit dan berjalan
kembali di jalan yang benar.
Kita yakin Allah Ta’ala selalu bersama kita. Kita yakin
segala kebutuhan kita dipenuhinya. Kalaupun ada yang tertunda, pasti ada hikmah
penting yang ingin disampaikan-Nya. Kita pun akan berbaik sangka kepada-Nya.
Kita akan senantiasa memanjatkan syukur kepada-Nya. Tidak ada keputusan-Nya
yang buruk, segala keputusan-Nya baik. Manusia saja yang terkadang belum cerdas
dalam menyikapi yang ditetapkan-Nya.
Kita akan senantiasa menguatkan keyakinan kepada Allah
Ta’ala bahwa hidup terindah adalah hidup di bawah naungan-Nya, mengikuti
aturan-Nya, dan senantiasa mendekat kepada-Nya. Wallaahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar